Sabtu, Maret 14, 2009

Catatan perjalanan: Singapura

Sabtu pagi tanggal 7 Maret 2009 ku bergegas ke bandara. Aku diterbangkan takdir menuju ke Singapura, negara tetangga di ujung barat Indonesia. Setelah dua hari di Singapore , rencananya perjalanan akan dilanjutkan ke Kuala Lumpur dengan menggunakan Kereta Api.

Tentu saja hal ini sangat exciting buat aku karena dengan semakin kita bisa melihat belahan dunia lain, semakin kita banyak mengagumi Allah karena ciptaanNya. Dengan bertemu negara lain , dengan sistem yang beda, wajah yang beda, suasana yang beda, kehidupan yang beda, bahasa yang beda, culture yang beda , semakin saya kagum akan ciptaanNya

Saya beserta rekan-rekan sudah berkumpul dibandara Cengkareng sekitar jam 5.45 pagi untuk check in. Setelah boarding dilalui , tiba-tiba terdengar pengumuman delay sekitar 45 menit dari pihak Lion Air. Akhirnya kami menuggu lagi, dan baru sekitar jam 9 an kami berangkat menuju Singapore.

Bandara Changi , merupakan bandara terbesar di Asia Tenggara. Sungguh mewah dan bersih. Konsepnya bandara digabung dengan mall sehingga sangat beda dengan bandara di Cengkareng. Di Changi saat menginjakan lantai setelah keluar dari pesawat, lantai bandara sudah dilapisi karpet yang berwarna biru bermotif merah, dengan cahaya lampu yang terang benderang, dan udara sejuk dari AC. Saat berjalan menuju pintu masuk bandara disambut dengan berbagai macam barang di toko , mulai dari parfum, baju, elektronik, pernak pernik, coklat, permen , buku2, food and baverags, souvenir dsbnya.

Koridor dibuat sangat lebar, sehingga lalu lalang para penumpang bahkan yang menggunakan mobil kereta barang yang berlalu lalang sekalipun tidak mengganggu.
Belum lagi fasilitas dibandara, mulai dari internet gratis,business center, minum air mineral di kran, brosur2 pariwisata Singapre, majalah Changi airport bahkan brosur peta kota Singapura yang ada di setiap sudut.

Toilet di singapure modern dan sangat bersih, rapih dan tidak berbau. Tissue selalu tersedia. Namun bagi muslim mungkin sangat sulit , karena toilet di seluruh singapura dimana-mana menggunakan konsep toliet kering, hanya menggunakan tissue tanpa shower. Begitu pula dengan mushola, diseluruh mall sangat sulit mencari mushola untuk sholat.

Disepanjang koridor bandara Changi yang sangat luas , tidak terlihat calo sama sekali seperti di bandara Cengkareng. Begitu pula dengan copet dan preman tidak ada satupun. Semua Terasa aman dan nyaman. Turis –turis asing pun merasa nyaman menikmati fasilitas bandara Changi. Semua terlihat berhenti di fasilitas internet. Luas bandara Changi diperkirakan sebesar ...terdiri dari 3 terminal dan setiap terminalnya terdiri dari 3 -4 lantai kebawah.

Suasana bandara sangat sibuk. Namun pengunjug tidak perlu report berjalan di bandara yang sangat besar tersebut, karena dimana-mana ada fasiltias tangga jalan dari satu lantai ke lantai lain.
Sempat mencuri perhatianku adalah saat dimana-mana disetiap sudut bandara , selalu ditaruh pot bungga besar yang berisi bunga anggrek.

Singapura benar-benar telah berhasil menjual dirinya sbg negara yang bisa dikunjungi wisatawan dunia dan pebisnis. Bahkan bunga anggrek ciri khas Indonesia pun sudah berubah menjadi ciri khas bangsa ini. Saya hanya bisa tersenyum kecut.

Keluar dari bandara saya dan rekan-rekan menggunakan MRT menuju Orchad street, dimana hotel Supreme merupakan tempat aku dan teman-teman menginap.

MRT (Mass Rapid Transit) adalah sejenis kereta listrik yang modern. Dan ada di subway kota singapura. Suasana di dalam MRT lumayan penuh, namun tetap rapih dan teratur. Walau penuh namun tidak berjejalan seperti layaknya transportasi di indonesia.

Terlihat pasangan muda mudi berpacaran di MRT , tanpa risih mereka berpelukan dan berciuman. Bagi warga Singapura mungkin itu hal yang wajar. Banyak wanitanya mengenakan baju yang minim/ u can see dan sexy dengan rambut pirang dan diluruskan. Sedangkan prianya menggunakan kaos dnegan celana pendek selutut dengan gaya rambut di jelly dan pirang.

Semua terlihat individual sekali. Ada yang asyik berpacaran, ada yang asyik dengan mp3 nya dengan manggut2kan kepala mengikuti musik ditelinganya. Ada juga gerombolan para ABG yang sexy dan ketawa ketiwi Bahkan di terminal MRT , banyak sekali orang lalu lalang , ada yang asyik berjalan sambil membuka laptopnya. Dan anehnya tidak menabrak orang dan tiang didepannya

Melihat kota Singapura, mudah disimpulkan yaitu kota pusat belanja karena dimana mana hanya mall dan mall , dari bawah tanah maupun yang menjulang tinggi diatas tanah.
Rhytme kehidupan sangat cepat dan energik, semua terlihat rapih , bersih tidak ada satu sampah pun terlihat di jalan, semua teratur , disiplin, dan on time schedule.

Semua menyebrang sesuai tempatnya. Dan tidak ada tangga penyebrangan spt di Jakarta yang sangat panjang dan membuat orang enggan melaluinya karena membuat lelah. Di Singapura semua rapih dan praktis. Jika harus ada tangga, dibuat tangga berjalan elektronik.
Tempat penyeberangan selalu di sudut lampu merah. Tempat buat pejalan kaki sangat lebar, sehingga kebiasaan berjalan dari satu gedung dan gedung yang lain nyaman. Semua warga terbiasa jalan lalu lalang dari satu halte ke halte yang lain.

Penduduk Singapura terlihat sibuk walau tujuannya hanya shoping , jalan-jalan atau hanging around di cafe. Disepanjang jalan ditanami pohon-pohon besar sehingga terlihat sejuk dan tidak polusi. Burung –burung liar sengaja dilepas dipepohonan, sehingga menjelang sore kicauan burung sangat riuh menambah suasana kota yang modern tsb tetap asri dan romantic.

Selama memperhatikan sudut-kota Singapura, banyak hal yang menarik buat ku. Aku lihat disana tidak ada pengamen, pengemis, kenek bis, pedagang asongan, kaki lima bahkan warga yang berpenampilan kotor dan lusuh pun tidak ada.

Dan yang menarik perhatianku lagi , semua pekerjaan pelayan, pemberi plastik payung di mall, penjual es kricm di dorongan, sampe tukang sampah dimall adalah para manula. Posisi pekerjaan tsb tiak boleh di isi oleh anak muda. Pemerintah singapura ingin memberdayakan para manula agar tidak stress hanya tinggal berdiam diri dirumah.

Yang menarik lagi, saat hujan turun semua mall menyediakan plastik di depan pintu masuk untuk payung-payung pengunjung agar tidak menetes dan becek dilantai mall.

Selama di singapura saya banyak melihat berbagai macam wajah bahkan ribuan wajah yang berbeda-beda . Ada yang berdarah melayu, India , Chinese bahkan Eropa . Sungguh menambah kagum saya akan kebesaranNya

Negara Singapura tidak mengandalkan kekayaan alam untuk menarik simpati wisatawan , tapi dengan menjual dirinya dengan ke moderanitasan kota dan tekhnology nya. Seperti di Clark Quey pusat cafe di pinggir sungai kota Singgapura. Sunggainya seperti di kota Jakarta , dan kalah jauh dibandingkan sungai Musi dan Kapuas. Namun Singapura berhasil mengemas sungai tersebut menjadi bersih dan tidak berbau sehingga enak untuk tempat duduk- duduk menjelang petang hingga dini hari. Suasana romantic terlihat dengan jajaran cafe kelas menengah atas dan lampu-lampu kota menambah indah suasana. Para wisatawan duduk-duduk sepanjang malam tanpa takut akan preman.

Begitu pula dengan pantainya , kalah jauh dengan Indonesia. Namun mereka bisa mengemasnya dengan menciptakan song of the sea dengan teknologi air mancur dan laser yang semua dilakukan diatas pantai yang tidak seberapa luas tsb.

Saat terdengar lagu daerah Indonesia di song of the sea dan diumumkan bahwa itu lagu tersebut milik Malaysia , aku pun tersenyum miris lagi. Dan saat naik boat mengitari kota Singapura, dan tour giude menceritakan ttg Michael Jakson yang bela2 in datang ke Singapura untuk lihat orang utan. Aku miris lagi. Saat tau botanical garden dipenuhi species anggrek , saat kebun binatangnya bisa menjual diri dengan beriklan ada 8000 burung dan 600 species burung
Banyak hal dimana indonesia lebih mampu untuk dijual

Singapura memang menarik untuk pertama kali dilihat. Namun yang ditawarkan hanya hiburan jasadiah semata tanpa menyentuh jiwa sehingga kita mudah sekali lelah . Semua dikemas dengan teknologi dan kematerian.

Singapura salah satu negeri modern dimana taman-taman buatan terlihat apik dan menarik
Singapura negerinya para pebisnis , pusat belanja dan kematerian. Namun Singapura bukan negeri untuk liburan melepaskan penat dan bukan tempat holiday panjang.

Namun perjalanan ku tetap sangat sangat menarik, karena bisa melihat negeri indah , negeri tetangga yang telah modern. Negeri untuk studi banding para pejabat kita agar menyontoh sistem bermasyarakat yang disiplin ,rapih dan bersih. Negeri untuk mengaca diri seberapa parahkan negara kita di korupsi olah pejabat yang tidak bertanggug jawab. Negeri untuk dilihat dan bersyukur akan ciptaanNya

Surat AL Hujurat ayat 13
” Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku suku saupaya kamu saling kenal mengenal ”

@Singapura 7-8 March 2009

Selasa, Maret 10, 2009

Antara Jakarta, Singapura, dan Kuala Lumpur




Aku menginjakkan kaki di bumi yang terbentang di sana
Aku minum air yang memancar di sana
Aku menghirup udara yang berhembus di sana
Semuanya sama
Tidak ada yang berbeda
Antara yang di sini dengan yang di sana


Aku amati lagi
Tetap tidak ada beda
Aku lihat lagi
Tetap tidak ada yang aneh
Semua sama
Hanya tempat yang berbeda
Ini di sini, itu di sana

Begitu pula orang-orang di sana
Tak beda dengan orang-orang di sini
Hanya karena faktor sistem sosial-budaya
Hanya karena faktor sistem ekonomi
Hanya karena faktor sistem hukum, dan
Hanya karena faktor geopolitik
Mereka yang di sana dipisahkan dengan yang di sini

Tuhan menciptakan mahlukNya tersebar dimana-mana
Bersyukurlah aku diberi kesempatan
Mengunjungi bagian bumi yang lain ciptaanNya
Menjadi saksi atas kekuasaanNya


Akupun semakin mengerti dan memahami maksud Tuhan
Manusia diciptakan berkelompok dan berbangsa
Agar saling mengenal satu sama lain
Antara Jakarta, Singapura, dan Kuala Lumpur...

@Kuala Lumpur, 10 Maret 2009.

Sabtu, Maret 07, 2009

Pantai Hening Bening













Langit cerah membiru hening
Laut pun membiru begitu bening
Riak-riak kecil gelombang meggamit pantai
Terdengar merdu bagai soneta surgawi

Angin semilir menyejukkan menerpa wajah
Menebarkan getar-getar asmara
Tenteram dan damai menyapa hati
’Tuk menyatu dalam jalinan sukma rindu
Tanpa perintang menuju impian bersama

Tanpa ada sangka dan nyana
Di balik hening bening itu
Tiba-tiba gemuruh menggelagar
Petir menyambar berdasar skenario
Mengacak-acak
Merobek-robek
Mengobrak-abrik
Merampas dan menghempas
Serat-serat yang sudah terajut

Namun...
Keheningan biru langit
Kebeningan laut biru
Kemerduan riak gekombang
Kesejukan angin pantai
Kedamaian susana hati
Tak terusik oleh prahara

Waktu terus bergulir
Beragam perahu pernah merapat
Kemudian terseret oleh derasnya arus balik
Tidak ada yang harus dipersalahkan
Semua tunduk pada aturanNya...

@Singapura, 7 Maret 2009.

Minggu, Maret 01, 2009

Bunga Putih

Di remang temaram cahaya
Bunga putih itu bening
Terkuak makna kesucian
Kesederhanaan dan kejujuran

Di keheningan ruang yang syahdu
Bunga putih itu tetap anggun
Menebar wangi mengusik rasa

Suasana makin romantis
Dan malam masih belum larut...


@jakarta, minggu siang 01-03-2009