Sabtu, Mei 29, 2010

Perias Pengantin

By Wahyu Wibowo


[buat: FA, Fbb, Frrh, HCB, Din]

untaian janji, yang pernah kau dengar, mirip
flamboyan tanpa akar, dan kau terus melukisi
rembulan dan mentari itu dengan rangkaian melati,
yang harumnya bahkan bukan untukmu, bersama cinta
yang mengendap dalam gelak

hanya sunyi yang mengepung, berhias untaian janji,
dan pendaran harum melati, yang melontarkanmu
pada sungai tua, yang airnya pernah mengaliri hati,
dan membasahi ruang-ruang di jantung, bergemericik,
memesona rembulan dan mentari itu pada sebuah muara
yang entah apa namanya, selalu saja begitu

mencari akar flamboyan, dan kau coba tanamkan kembali
pada janji yang teruntai, yang pernah kau dengar,
malah kau yang tersengguk


Yogyakarta, 20 Mei 2010

Selasa, Mei 25, 2010

Pomme d’Amour (Sampailah Kita ke Telaga Itu)

By Wahyu Wibowo



sampailah kita ke telaga itu, setelah tersaruk ke lebatnya hutan tanya, memetiki buah yang entah apa namanya, dan menulisi berlembar-lembar daun dengan puisi, yang semula sulit dimaknai, padahal rembulan begitu pasrah menatap

sampailah kita di telaga itu, dan kita pun hangat berpagut, sambil kenakan gaun pengantin, yang tak akan kita lepas, sebelum air telaga mengering, sebelum daun-daun berpuisi mengurapi aroma maknanya, dan sebelum angin menggoda Pomme d’Amour, yang merimbun di situ, yang kemudian kau suapkan kepadaku, penuh hasrat, mirip anak-anak rusa yang berlari-larian kegirangan mengejar sisa-sisa embun yang sembunyi

sampailah kita di telaga itu, akhirnya, saling menggigiti
Pomme d’Amour, berjanji seperti bumi yang takkan pernah ingin usai
mengitari mentari


Depok, 16 Mei 2010