
Siulannya masih terngiang di pagi hari
Seiring meningginya koordinat mentari
Si burung mungil meninggi pula aktivitasnya
Sekarang entah kemana dia menukik...
Kehidupan memang jungkir balik
Menjelang malam si burung mungil justru menanjak
Panjat sana panjat sini tak kenal lelah
Peluh bercucuran menebarkan aroma sedap
Langit-langit bolong harus ditutup
Segala cara dicobanya
Koran pun jadi mangsa
Yang penting bolong tertutup sudah
Kini si burung mungil justru menukik
Entah kemana?
Eh, ternyata "dapet teko"...
@Jakarta, 22 April 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar