Alur kehidupan memang tak pernah lempeng.
Berkelok, naik, turun, dan kadang harus ngiup dari terpaan coba.
Letih lelah menguras tenaga, pikiran dan waktu.
Itulah proses pematangan hati dan jiwa
agar semakin bijak meniti dan menata kehidupan.
Aku turut merasakan apa yang kau rasakan dan alami.
Aku percaya hati dan jiwamu putih dalam kesederhanaan.
Aku mengerti bertumpuk kejujuran dan kepolosan membalut pribadimu.
Aku salut kau cerdas memilah dan memilih langkah namun tetap tangguh dan teruji.
Aku paham semua tentang dirimu.
Percayalah, meski itu semua masih bergulir.
Pertanda proses menuju kematangan hati dan jiwa terus berjalan.
Sebagai tanda-tanda dan bukti kasih sayang Allah pada dirimu.
Kebahagiaan tidak semata dapat diterjemahkan pada hal yang kasat mata.
Kebahagiaan hakiki berada jauh di lubuk hati dan jiwamu yang putih bersih.
Hanya dirimu yang mampu merasakannya sepanjang hayatmu.
Bukan aku, bukan dia, bukan mereka, juga bukan siapa-siapa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar