Selasa, Mei 25, 2010

Pomme d’Amour (Sampailah Kita ke Telaga Itu)

By Wahyu Wibowo



sampailah kita ke telaga itu, setelah tersaruk ke lebatnya hutan tanya, memetiki buah yang entah apa namanya, dan menulisi berlembar-lembar daun dengan puisi, yang semula sulit dimaknai, padahal rembulan begitu pasrah menatap

sampailah kita di telaga itu, dan kita pun hangat berpagut, sambil kenakan gaun pengantin, yang tak akan kita lepas, sebelum air telaga mengering, sebelum daun-daun berpuisi mengurapi aroma maknanya, dan sebelum angin menggoda Pomme d’Amour, yang merimbun di situ, yang kemudian kau suapkan kepadaku, penuh hasrat, mirip anak-anak rusa yang berlari-larian kegirangan mengejar sisa-sisa embun yang sembunyi

sampailah kita di telaga itu, akhirnya, saling menggigiti
Pomme d’Amour, berjanji seperti bumi yang takkan pernah ingin usai
mengitari mentari


Depok, 16 Mei 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar