Sabtu, April 04, 2009

Catatan Perjalanan: Semalam di Kuala Lumpur

Setelah 2 hari berkeliling Singapura, perjalanan dilanjutkan ke KualaLumpur (KL) dengan kereta api (KA). Sesampai di stasiun jam 10.00 malam. Suasana stasiun KA sangat berubah drastis dengan suasana kota Singapura yang serba modern dan bersih. Suasananya seperti statiun KA di Indonesia, kusam, kurang bersih dan ramai. Menurut ceritanya, stasiun KA di Singapura ini adalah milik Malaysia bukan Singapura. Dan petugas loket sampai securitynya adalah orang Malaysia, jadi wajar saja kalau dibandingkan tempat-tempat di Singapura, stasiun KA ini terlihat jauh tertinggal.

Setelah melalui penjagaan tiket, kami menuju gerbong KA. Kami membeli kelas ekonomi, tiketnya sekitar 73 MYR kalau dikurskan ke Rupiah sekitar 250 ribuan. Kereta apinya tidak mewah, terlihat biasa. Kalau di Indonesia seperti kereata api Parahiyangan. Kami membeli tiket ekonomi, bedanya hanyadi tempat duduk. Kalau di kelas VIP ada tempat tidurnya. Suasana di kereta juga kurang nyaman, karena kereta berjalan sangat lamban dan di setiap stasiun berikutnya selalu berhenti dan beberapa penumpang naik dan turun sehingga pintu gerbong mudah sekali terbuka dan tertutup. Bila terbuka, udara dingin masuk menusuk tulang begitu pula suara mesin kereta sangat mengganggu kita untuk tidur.

Yang menarik sejak di statiun KA, sejak kita menunggu sampai kereta api berjalan, tidak ada sama sekali 'pengumuman' dari speaker mengenai keberangkatan atau pemberhentian di statiun berikutnya, maupun pemeriksaan surat-surat. Sehingga semua dilakukan dalam kebisuan dan keheningan. Sekitar jam 2 malam, kereta api berhenti di statiun dan tidak ada pengumumam kita harus turun. Kami hanya mengikuti penumpang lain turun, dan ternyata kami harus masuk ke ruangan untuk pemeriksaan surat-surat dan dokumen keimigrasian.

Semua penumpang turun dari gerbong, bagi orang indonesia hal ini sangat mengkhawatirkan karena kita meninggalkan gerbong dimana semua barang-barang masih didalam kereta. Kalau di Indonesia pasti seluruh tas dan barang-barang kita sudah hilang disambar maling. Saya melihat seluruh petugas dan anjing pelacak masuk ke gerbong kereta dan memeriksa seluruh barang kita setelah semua penumpang keluar dari gerbong dan masuk ruangan. Sepertinya pemeriksaan ini untuk mencegah penumpang yang membawa drug atau narkoba dan sejenisnya. Mengingat Malaysia sangat ketat dan keras untuk masalah narkoba.

Aku salut melihat Malaysia sudah bagus menerapkan hal tsb.Dan aku merasa seperti di film-film perang , dimana naik kereta di tengah malam dalam kebisuan dan tiba-tiba diminta turun dan diperiksa seluruh dokumen dan tas kita. Tanpa ada pengumuman atau petugas yang bicara . Bahkan disaat kita harus masuk kembali ke kereta, tidak ada pengumuman lagi, kami hanya mengikuti penumpang lain yang berjalan di depan.

Setelah duduk kembali, kereta berjalan lagi. Namun perjalanan terasa sangat panjang yang kami rasakan, karena kereta berjalan lambat. dan kami tidak bisa tidur walau sebenarnya sangat lelah setelah 2 harian berkeliling kota Singapura. Sekitar jam 4 subuh , kereta sudah mulai mendekati kota KL. Dan jam 5 kami sudah sampai di stasiun KA KL . suasana masih sangat malam dan gelap di statiun. Karena selisih waktu 1 jam dengan Jakarta yang membuat KL masih gelap dibanding kan Jakarta.

Suasana statiun KA tidak beda dengan Jakarta, karena kami sudah disambut dengan sopir taxi . karena khawatir dengan adanya calo spt di jkt , kami memutuskan pesan taxi melalui jalur resmi yaitu tempat pemesanan taxi diinstansi kereta tsb.walau akhirnya taxi yang kita tumpangi sama dengan yang nawarin pertama kali saat kami tiba di stasiun. Taxi KL tidak sebagus diJkt bahkan kadang kita harus bilang untuk dinyalakan AC nya, dan sopirnya juga kurang ramah. Mereka sangat ngebut membawa kita menuju hotel.

Kadang saya berpikir kurang ramahnya orang Singapura dan Malaysia , apa karena citra Indonesia tidak baik di luar Negeri? Entahlah. Aku sendiritidak tahu. Tapi aku merasa orang Indonesia mungkin terbiasa kurang disiplin dan 'rame'.
Kami menuju hotel Nova, hotelnya cukup baik dan bersihSetelah mandi sebentar, dan menaruh tas lalu kami putuskan jalan-jalan melihat ibukota Malaysia.

Suasaana KL sama dengan Jakarta, rytme aktivitas juga seperti di Jakarta yaitu lebih lambat dibandingkan Singapura dimana sepertinya semua orang berjalan dengan cepat dan sibuk.Jakarta lebih mewah di gedung-gedung bertingkatnnya dan mall nya. Bila dibandingkan dengan KL namun dari itu semua, KL lebih bersih dan rapih. Transportasinya juga sangat baik. Tidak ada mikrolet atau ojek . bahkanbus-bus berangkat sesuai schedule . Busnya juga bagus-bagus dan besar-besar. Jalan trotoar pun bersih, dan tidak ada yang berlobang. Kendaraan bermotor tidak banyak seperti di Jakarta. Udara nya juga bersih seperti diSingapura. Kuala Lumpur Ibukota Malaysia , dengan tingkat populasi sekitar 1.200.000 orang , coba bandingkan dengan Jakarta yang tingkat penduduknya lebih dari10.000.000 orang?

Setelah dari Twin Tower, kami teruskan perjalanan ke goa nya umat Hindu. Tempatnya sangat indah seperti di China, karena ada bangunan tradisional China, angsa-angsa di kolam ikan, dan ada burung merpati terbang bebas dipelataran parkir dan di sisi nya ada patung sangat tinggi sekali, patung umat Hindu berwarna kuning emas. Aku tersenyum , di hari Maulid aku berkunjung ke tempat peribadatan umatHindu, namun sayang aku tidak sempat merenung tentang orang suci umatHindu tsb dikarenakan lelah menaiki anak tangganya yang berjumlah 272 dan sesampai di atas sudah kelelahan apalagi semalaman di kereta tidak tidur sedikitpun. Goa tesebut sangat tinggi dari daratan , di dalam goa ada tempat peribadatan umat Hindu dan beberapa lukisan dan patung orang suci umat Hindu tsb.

Setelah sore, kami balik menuju hotel, dan setelah magrib rencananya ke mall bagi rekan-rekan yang mau shopping. Aku memilih beristirahat di hotel daripada shopping karena lelah dan di singapura sudah sering kehujanandan kepanasan dan bahkan tidak tidur. Untuk makanan, kebetulan hotel tempatku menginap dikelilingi resto Chinese, sehingga kami yang muslim memilih makan masakan khas Malay. Namun untuk toilet umum di KL selalu menggunakan shower, sehingga tidak menjadi masalah bagi muslim seperti di Singapura.

Hari ke dua di KL, aku merasa lebih segar setelah cukup istirahat dan rencananya kami akan jalan-jalan ke Genting yang seperti daerah puncak, banyak pohon cemara di kiri kanannya. Menurutku , untuk kekayaan alam, Indonesia lebih bagus dibandingkan KL or Sing, namun tidak dikemas dengan baiik, dari sarananya maupun prasarananya. Genting sangat dikemas dan di package dengan manis sekali dan prasarananya juga modern seperti kereta gantung yang terpanjang di asia.

Setelah sore, kami harus balik karena tiket bus balik ke KL sudah dipesan. Suasanan jalan di KL tidak semacet Jakarta, dan selain bus untuk transportasi public juga ada monorail.

Kita check out sekitar jam 3 sorean menuju bandara KL, yang ternyata jauh sekali dari kota KL. Perjalanan hampir 1.5 jam padahal lalulintas tidak macet. Kami banyak melewati pohon kelapa sawit di kiri kanan jalan tol. Aku memikirkan tentang TKW Iindonesia yang jadi pekerja di kebun-kebun tsb. Sungguh jauh dari keramain, jauh dari ibukota KL.

Kami sampai di bandara. Bandaranya sangat luas, tidak sebagus bandara Cengkareng, namun tetep rapih. Kami take off sekitar jam 6 sore dan tiba di Jakarta jam 9 malam.

Itulah perjalananku di KL selama 2 hari, 1 malam. Lelah namun menyenangkan

@Jakarta, 4 April 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar